Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Benar Belum Tentu Pintar


 4 Sifat Rasul : Sidiq, Amanah Tabligh, Fatonah

Ketika berkunjung kerumah orang tua ku, terlihat sebuah buku lusuh di bawah meja. Untuk mengisi rasa jenuh, ku bolak balik buku tipis tersebut. Ah...ternyata tentang agama islam. Ada satu sub judul yang tak tahu apa sebabnya, membuat saya tertarik. “4 Sifat Rasul”. Dalam keadaan normal, hal ini merupakan suatu yang biasa saja. Karena sudah sering saya mendengar tentang Sidiq, Amanah, Tabligh, dan Fatonah.

Namun kali ini, rasa ingin tahu sangat besar sekali. Sudah bosan kucari, jawabannya sama seperti di buku. “Kopas dan Beo”.



Ku gelar diskusi pinggir jalan, lalu kusampaikan kegelisahanku. “Apa sih yang kau cari” jawab temanku sambil agak jengkel. “Kalau tahu apa yang aku cari, berarti sudah ku dapat jawabannya”. Jawab ku singkat. Setelah debat kusir cukup lama, saya berujar “Mungkinkah 4 sifat tersebut berurutan atau berdiri bebas”.

Saya coba membuat sebuah analogi “cara membuat Sayur  Asem”. Dimulai dari membaca resep tentang Sayur Asem, hingga hapal luar kepala. Pertanyaannya; ”Apakah jika sudah hapal resep Sayur Asem, pasti sudah bisa buat sayur asem dan apakah hasilnya pasti enak?” “Belum tentu atau pasti tidak enak”, Jawab temanku bersemangat.

Pembahasan menjadi menarik. Teman diskusi dengan antusias menunggu penjelasan selanjutnya, termasuk diriku pun menunggu kelanjutannya. Mulutku mulai lagi berbicara, “Membaca resep hingga hapal adalah Sidiq, orang yang benar dan tahu tentang cara membuat sayur asem. Sedangkan amanah adalah jujur dalam mempraktekkan, tidak dikurangi atau ditambah dari resep yang sudah di hapal sebelumnya. Meski jujur berulangkali, belum tentu mendapatkan hasil yang memadai.


“Jika sayur  asem menurut si pembuat enak, dilanjutkan dengan membagikan kepada orang disekitarnya. Ini yang disebut Tabligh. Jika mendapat pujian, maka ini yang disebut Fatonah.
Akupun ikut terkejut, dengan penjelasan tersebut. Jika 4 sifat rasul demikian adanya, sungguh luar biasa sikap Rasulullah SAW.  “Ini sangat ilmiah, membangun pola pikir untuk memecahkan masalah”,  Pintar itu bukan pengakuan diri, tetapi pengakuan dari orang lain. Semakin banyak orang yang mengakui karya seseorang, semakin tinggi pula derajat kepintarannya. Asyik dengan kesendirian masing-masing. Aku mencoba mendalami kajian diatas.

Setelah kita dapat memecahkan masalah atau mendapat derajat kepintaran tertentu, ini akan menjadi umpan balik atau titik tolak awal untuk memecahkan masalah lanjutan atau untuk mendapat derajat kebenaran lanjutan. Jika ini dijadikan pedoman hidup, maka kita berada pada jalur yang benar meskipun hasilnnya belum tentu benar.

Hasil kajian serta hampir semua isi artikel ini merupakan Sidiq yang saya coba amanahkan, melalui penulisan buku ini dengan harapan mendapatkan lingkup Tabligh yang lebih luas. Meskipun Fatonah adalah langkah terakhir dari 4 sifat rasul, apapun hasilnya semuanya adalah masukkan untuk kembali ke langkah mencari kebenaran baru dan seterusnya.


Pintar bukan tujuan, tapi hasil dari usaha yang tidak ada hentinya dari berbagai disiplin ilmu yang ada baik formal maupun non formal, logis ataupun mistis. Tentu banyak contoh-contoh analogi lainnya, untuk membangun dan mengembangkan apa yang terkandung dalan 4 Sifat Rasul.

Dinginnya malam serta properti diskusi yang sudah habis, ku tinggalkan warung kopi pinggir jalan untuk menggapai pagi yang tak lama lagi menyapa.

Published: Starsdev.

Posting Komentar

0 Komentar