Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Pengarahan Jokowi Pada PLN Dan Pertamina | Joker Berita

Pengarahan Jokowi Pada PLN Dan Pertamina | Joker Berita



Pengarahan Jokowi Pada PLN Dan Pertamina | Joker Berita


Saya mengundang siang hari ini karena saya ingin memberikan, pertama, sebuah gambaran adanya perubahan global yang begitu sangat drastis, yang itu ke depan nanti menyangkut tugas Bapak-Ibu sekalian untuk mengarahkan kapal besar ini menuju ke sebuah tempat yang tidak keliru. Kemudian yang kedua, saya juga ingin sedikit mengevaluasi baik mengenai penugasan, dan yang ketiga, yang berkaitan dengan investasi. Itu saja mungkin yang ingin saya sampaikan pada siang hari ini. 


Yang pertama, kita tahu baik pembicaraan di G20, juga pembicaraan di Glasgow, di COP26, semakin hari semakin ke sana, semakin ke sana, arahnya itu sudah bisa ditebak bahwa suatu saat yang namanya energi fosil, penggunaan mineral fosil itu pada suatu titik akan disetop. Padahal kondisinya adalah, misalnya PLN ini penggunaan batu baranya masih sangat besar sekali. Pertamina juga bisnisnya berada pada posisi bisnis minyak dan gas, yang mau tidak mau itu juga akan terkena imbasnya kalau ke depan itu mengarahnya semuanya ke mobil listrik, yang saya pastikan akan segera dimulai di Eropa dan negara-negara lainnya. Dalam bentuk, sekarang ini sudah mulai, dalam bentuk undang-undang, sudah dalam bentuk regulasi. Artinya, bukan karena B2B (Business to Business) atau karena bilateral, ndak, mereka akan memiliki itu. Sehingga kita semuanya harus betul-betul bersiap-siap. 

Memang kita tahu bahwa transisi energi ini memang tidak bisa ditunda-tunda. Oleh sebab itu, perencanaannya, grand design-nya itu harus mulai disiapkan. Tahun depan kita akan apa, tahun depannya lagi akan apa, lima  tahun yang akan datang akan apa, sepuluh tahun yang akan datang akan setop misalnya. Sudah harus konkret dan jelas dan detail, bukan hanya makronya, tetapi detail rencana itu ada, di Pertamina ada,  di PLN juga ada, harus ada. Dan rentang waktu yang masih ada ini ya gunakan sebaik-baiknya untuk memperkuat fondasi menuju ke transisi tadi. Dan memang untuk kepentingan yang lebih baik, untuk anak-cucu kita. Jadi mau tidak mau yang namanya transisi energi menuju ke sebuah energi hijau itu harus, itu udah enggak bisa tawar-menawar. Itu tugas Saudara-saudara untuk mencari teknologi yang paling murah yang mana, tugasnya kesitu. Dan ini adalah kerja cepat-cepatan, karena siapa yang bisa mengambil peran secepatnya, itu yang akan mendapatkan keuntungan. 


Saya melihat, misalnya sekarang ini total energy supply itu, angka yang ada di saya, 67 persen itu disuplai oleh batu bara (coal), fuel itu 15 persen, gas 8 persen. Lah kalau kita bisa mengalihkan itu ke energi yang lain, misalnya mobil diganti listrik semuanya, gas rumah tangga di ganti listrik semuanya, karena di PLN over supply. Artinya, suplai dari PLN terserap, impor minyak di Pertamina menjadi turun. Gol besarnya adalah negara ini akan memperoleh keuntungan dalam bentuk neraca pembayaran kita, yang sudah berpuluh-puluh tahun kita tidak bisa menyelesaikan, karena problemnya impor minyak kita terlalu besar sekali. Dan itu mempengaruhi currency kita, mempengaruhi yang namanya kurs dolar kita. Karena setiap bulan Pertamina harus menyediakan, harus beli dolar di pasar dengan jumlah yang tidak kecil, besar sekali. 

Oleh sebab itu, kenapa kita ingin mendorong yang namanya mobil listrik dan kompor listrik, tapi problemnya di situ ada. Nah itu tugas Bapak-Ibu, Saudara-saudara sekalian untuk tahapannya seperti apa, mana yang bisa cepat, mana yang harus tahun depan, mana yang harus tahun depannya lagi. Larinya ke negara, kalau ini enggak diselesaikan sampai kapanpun neraca pembayaran kita enggak akan beres, ini logika-logika yang semua kita harus ngerti hitung-hitungannya, bukan hanya khusus untuk PLN sebagai perusahaan BUMN, Pertamina sebagai perusahaan BUMN, ndak. Saudara-saudara ini adalah masih dalam lingkup badan usaha yang dimiliki oleh negara. Jadi artinya kepentingan negaranya ada, meskipun profesionalisme untuk EBITDA-nya agar baik, keuntungannya agar baik, ya.  Tapi sekali lagi masih ada beban yang namanya penugasan di Pertamina maupun di PLN. 

Jadi misalnya khusus untuk PLN, memang harus dibuka, bagaimana transisi energi ini bisa segera dilakukan. Ada target misalnya tahun ini harus gol [tahun] 2022 misalnya, karena tinggal sebulan ini kan, tahun 2022 misalnya 5.000 Megawatt harus geser dari coal ke bisa hydropower, bisa geotermal, bisa ke solar panel, silakan. Tapi memang harus sudah ada tahapan-tahapan seperti itu. Tapi juga di sini ada gap, karena ini murah, yang ini agak mahal. Lah gapnya ini gimana caranya menyelesaikan? Karena nanti akan banyak yang namanya investasi. Karena kita kemarin bicara dengan Boris Johnson, dengan Joe Biden mengenai ini. Negara-negara gede jangan hanya bicara saja, tapi ini ada problem gap ini siapa yang nanggung, siapa yang harus menyelesaikan. Kalau negara berkembang enggak mungkin nyuruh-nyuruh, enggak bisa kita, saya sampaikan apa adanya. Mereka kelihatannya sudah mau, dari janji, dari janji setiap tahun 100 miliar Dolar AS untuk semuanya, untuk seluruh dunia, setiap tahun. Jangan hanya mau memberikan bayangan angka, tapi duitnya enggak nongol, tapi kita ngomong blak-blakan saja. Ini yang harus mulai disiapkan. Mana yang bisa digeser ke hidro, mana yang bisa digeser kecil geotermal, kemudian mana yang bisa digeser ke surya, mana yang bisa digeser ke bayu, semuanya mulai diidentifikasi dan mulai di… Karena akan ditekan kita, “Jangan berinvestasi di Indonesia karena masih gunakan fosil. Jangan beri bantuan ke Indonesia karena masih menggunakan fosil,” Menekannya pasti kayak gitu, ini yang harus kita antisipasi. 

====================================

Kemudian, yang berkaitan dengan investasi. Saya melihat sebetulnya investasi yang ingin masuk ke Pertamina, ke PLN ini mengantre dan banyak sekali. Tapi ruwetnya, ruwetnya itu ada di birokrasi kita dan juga ada di BUMN kita sendiri. Terus saya, saya ini orang lapangan, saya kadang-kadang pengin marah untuk sesuatu yang saya tahu tapi kok sulit banget dilakukan. Sesuatu yang gampang tapi sulit dilakukan, kok enggak jalan-jalan. Posisi-posisi ini yang harus terus diperbaiki dengan profesionalisme yang Bapak-Ibu, Saudara-saudara miliki. 

Setiap penugasan itu harus dihitung konsekuensinya. Bagi PLN, beri tarif seperti apa. Bagi Pertamina, terutama untuk premium dan elpiji seperti apa. Dan itu disampaikan transparan dan terbuka, blak-blakan dengan angka-angka, dengan kalkulasi, dengan hitungan-hitungan. Tapi yang logis, karena penugasan terus wah mikirnya enggak dicek, enggak dikontrol. Itu nanti kalau mau ke sekuritisasi akan ketahuan harganya kemahalan, harganya sulit untuk di sekuritisasi. Karena apa? Ya itu, mentang-mentang aja penugasan terus numpang. Ini yang harus kita hindari. Kalau kebangetan, ya akan saya lakukan tindakan. 

Artinya, PLN, Pertamina harus menjaga tata kelola dari setiap penugasan yang ada. Sekali lagi, jangan numpangi, jangan bersembunyi atas nama penugasan, sehingga tata kelolanya tidak efisien, procurement-nya tidak benar. Ini yang harus dihindari dengan yang namanya penugasan itu. Kelemahan BUMN itu kalau sudah ada penugasan itu menjadi tidak profesional ada di situ, titik lemahnya ada di situ, sehingga profesionalismenya menjadi hilang. 

Kembali ke investasi, jadi keputusan investasi ada, boleh, oleh perusahaan. Tetapi pemerintah juga memiliki strategi besar untuk membawa negara ini ke sebuah tujuan yang kita cita-citakan bersama. Sebuah rencana besar, negara itu juga punya. Itulah pentingnya antara profesionalisme dan kepentingan negara, kepentingan perusahaan dan negara ini bisa berjalan beriringan. Sehingga sekali lagi, tadi saya sampaikan, Saudara-saudara menyampaikan risiko-risikonya, menyampaikan konsekuensinya, menyampaikan kalkulasinya, menyampaikan hitung-hitungannya dalam melihat setiap penugasan itu untuk memberikan dukungan kepada pemerintah terhadap rencana besar yang ingin kita bangun. Pertamina tadi sudah saya sampaikan, PLN tadi sudah kita sampaikan. Kalau sudah ada rencana dan sudah kita sepakati, jangan mengulur-mengulur. Sekarang ini yang namanya perubahan itu setiap hari berubah, setiap hari berubah, setiap minggu berubah. Penyesuaian itu kadang-kadang cepat sekali. Sehingga meskipun ada rencana besar yang mungkin setiap saat bisa berubah, karena memang dunianya berubah, teknologi berubah. Dan kesempatan itu, sekali lagi, kesempatan untuk investasi di Pertamina, kesempatan investasi di PLN itu terbuka sangat lebar kalau Saudara-saudara terbuka, membuka pintunya juga lebar-lebar. Keterbukaan itu yang saya inginkan dan diinginkan oleh Undang-Undang Cipta Kerja. 

selengkapnya.................

Sumber: https://setkab.go.id/pengarahan-kepada-komisaris-dan-direksi-pt-pertamina-dan-pt-pln-di-istana-kepresidenan-bogor-provinsi-jawa-barat-16-november-2021/

Posting Komentar

0 Komentar